7 Mitos Salah tentang Ular Koros: Sekutu Petani yang Terlupakan!

Ular dapat ditemukan di banyak lokasi yang tidak hanya terbatas pada hutan, tetapi juga area-area mendekati permukiman manusia menjadi habitat bagi mereka. Selama sumber makanan, air, dan tempat persembunyian tersedia, ular akan tinggal dengan nyaman. Oleh karena itu, ladang atau kebun merupakan pilihan utama untuk kediaman ular. Meskipun demikian, kedua lingkungan ini kerap dikunjungi oleh para petani.

Ular koros sering terlihat di area perkebunan ataupun sawah. Mereka berasal dari famili tersebut. Colubridae dan punya nama ilmiah Pytas korros Ini menjadikan seekor ular yang istimewa. Kehadiran ular tersebut di kebun atau sawah sebenarnya memberi manfaat besar pada para petani. Sayangnya, masih banyak orang yang tak menyadarinya dan justru menghabisi nyawa si ular ini. Ular koros memiliki berbagai macam informasi serupa tentang dirinya sendiri yang patut diketahui. Ketahui alasannya kenapa ular koros begitu bermanfaat untuk kalangan pertanian melalui artikel kami kali ini!

1. Menjadi sahabat petani

Petrani memiliki banyak lawan abadi, salah satu di antaranya adalah hama seperti burung dan tikus. Kedua binatang itu kerap mengonsumsi padi atau tanaman di kebun serta ladang mereka. Namun jangan risau, dengan adanya ular coro bisa membantu mencegah masalah tersebut.

Dilansir Thailand Snakes, Ular koros bisa memakan tikus, hewan pengerat, katak, serta reptil kecil. Kadang-kadang, mereka juga diketahui makan burung. Kehadiran ular-ular tersebut di kebun ataupun sawah sangat bermanfaat bagi para petani dalam menekan populasi serangga pengganggu. Dengan demikian, petani merasakan manfaat dari hilangnya hama secara bertahap sementara ular koros pun puas dengan jumlah mangsanya yang melimpah. Ini merupakan hubungan saling menguntungkan tanpa adanya interaksi langsung!

2. Biasanya disangka ular kobra

Sebaliknya, rasa takut manusia pada ular sebenarnya susah untuk ditiadakan. Memiliki badan yang bercorak coklat atau gelap, hewan tersebut kerapkali disalahartikan menjadi ular kobra oleh masyarakat. Ditambah dengan perilaku uniknya seperti mengangkat bagian atas tubuhnya, hal itu tentunya dapat menimbulkan kepanikan bagi siapa saja yang bertemu dengannya. Kondisi ini menyebabkan ular jenis coro acapkali dilenyapkan.

Meskipun demikian, jika diamati dengan teliti, ternyata ular koros dan kobra memiliki banyak perbedaan. Ular koros memiliki bentuk tubuh yang panjang dan ramping, berwarna coklat, bagian bawah tubuhnya kuning, serta tidak dapat melebarkan lehernya. Di sisi lain, kobra memiliki badan yang lebih tebal namun tidak begitu panjang, berkolor hitam atau coklat gelap, bagian dalam tubuhnya berwarna putih, mampu membisukan racun, dan juga bisa mengekspander lehernya. Selain itu, kobra kurang senang merayap ke atas pepohonan, sedangkan ular koros sering kali ditemui di cabang-cabang pohon.

3. Gerakannya gesit

Badan yang ramping pada ular tersebut membuatnya lebih mudah untuk bergerak dengan cepat dan melarikan diri. Sebagaimana dilaporkan Hong Kong Snake ID , ular korot akan dengan cepat melarikan diri saat merasakan ada yang mendekati. Hanya satu langkah pun sudah cukup bagi ular korot untuk menghilang secara instan. Tak hanya digunakan untuk berlindung, kecepatannya juga memudahkan mereka dalam proses perburuan makanan. Mengincar tikus yang sedang berlarian maupun burung yang ingin terbang bukanlah hal sulit bagi jenis ular ini.

4. Ular tidak berbisa

Meskipun sering dibandingkan dengan ular berbisa, sebenarnya jenis ular ini sama sekali tidak memiliki racun. Seperti halnya ular non-berbisa lainnya, ular koros mengandalkan teknik merangkak untuk mengekrek mangan. Sesudah menyergap mangsanya dengan mulut, ular tersebut akan terus membungkus dan menekannya hingga korbannya kehilangan kesadaran. Oleh karena itu, Anda tidak perlu khawatir pada spesies ini; ular ini masuk dalam golongan ular yang tidak membahayakan bagi manusia.

5. Ular endemik Asia

Dilansir iNaturalist , spesies ular ini menghuni wilayah seperti Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, serta Bali. Ia cukup sering terlihat di seluruh Indonesia. Sebagai reptil endemic dari benua Asia, distribusinya mencakup negara-negara lain termasuk Nepal, Myanmar, Kamboja, Tiongkok, Taiwan, India, Bangladesh, Laos, Thailand, Vietnam, Malaysia hingga Singapura. Daerah-daerah tersebut memiliki padang rumput luas, persawahan, hutan, sungai, dan area bertebbing batu; lingkungan-lingkungan itu menjadi habitat sempurna untuk ular berwarna coklat ini.

6. Mencapai panjang hingga 2 meter!

Ecologyasia Menjabarkan bahwa ular tersebut dapat berkembang hingga panjang 2,6 meter! Ini adalah ukuran yang lumayan besar bagi seekor ular yang terutama makan tikus, katak, dan burung. Meskipun bukan merupakan spesies berbahaya, gigitan dari satu eksemplar dengan panjang dua meter masih sangat sakit.

Campuran dari taringnya serta gerakannya ketika gigitan bisa menyebabkan luka robek. Seringkali, cedera tersebut cukup parah sehingga perdarahan pun lumayan banyak. Apabila terkena gigitan, penting untuk membersihkan dan membungkus lukanya dengan benar.

7. Ular bayi yang disebut koros berukuran kecil

Apabila ukuran seekor ular dewasa bisa mencapai hingga 3 meter, bayi ular koros memiliki perbedaan yang signifikan. Seekor ular koros dapat menghasilkan antara 6 sampai 11 butir telur. Telur-telur ini nantinya akan menetas setelah kira-kira 45 hari. Sesudah periode itu, bayi ular koros dengan panjang sekitar 25 sentimeter akan keluar dari telurnya, jelas dia. SKHU Science . Kecilnya ukuran mereka menjadikannya mudah menjadi mangsa bagi predator yang lebih besar.

Lebih mengkhawatirkannya lagi, data IUCN Red List menyatakan bahwa ular koros termasuk dalam kelompok hewan yang berisiko tinggi atau terancam near threatened. Jumlah populasi mereka di alam semakin berkurang setiap tahunnya. Kerusakan ekosistem, pengejaran ilegal, serta pembantaian ular koros diduga sebagai faktor paling dominannya. Oleh karena itu, tindakan konservasi sangat diperlukan untuk mengatasi hal ini.

Meskipun tidak secara langsung mendukung pertanian, ular koros tetap menimbulkan ketakutan pada banyak orang. Seringkali hewan ini menjadi sasaran pembunuhan akibat pandangan negatif yang ada dalam masyarakat mengenai reptil tersebut. Bila kondisi itu berlanjut tanpa perubahan, dapat dipastikan bahwa spesies ular koros akan menghadapi risiko kepunahan di waktu datang. Sekarang, Anda memiliki kesempatan untuk menyebarkan informasi tentang kenyataan mengenai ular coro kepada lingkungan sekitar. Sebab dengan adanya mereka, petani juga akan terus merasakan manfaatnya dan meningkatkan kemakmuran mereka!

Post a Comment

0 Comments