
Bisnisia.com Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa tarif impor yang bersifat saling kembali atau resiprokal terhadap Tiongkok senilai 125% tidak akan diberlakukan pada produk ponsel pintar dan laptop.
Ini merupakan pengecualian dan bentuk pengampunan dari Trump untuk perusahaan-perusahaan teknologi besar Amerika Serikat, seperti Apple yang mengandalkan produk-produk impor.
Menurut laporan Reuters, Kantor Kepabeanan dan Pelindungan Perbatasan Amerika Serikat telah mengeluarkan daftar eksklusif bebas biaya impor. Daftar ini mencantumkan 20 kelompok produk, antara lain kode 8471 yang meliputi seluruh jenis komputer, notebook, perangkat keras penyimpanan data, serta sistem pengolahan informasi secara otomatis.
"Demikian pula halnya dengan barang-barang yang melibatkan perangkat semikonduktor, alat-alat, chip penyimpanan, serta layar panel datar," demikian tertulis dalam pernyataan tersebut yang dirilis pada hari Minggu (13/4).
Walaupun demikian, pengumuman itu tidak menyertakan rincian tambahan, tetapi pengecualian ini cukup mengurangi kekhawatiran beberapa perusahaan teknologi terkemuka seperti Apple (AAPL.O), Tech Data (DELL.N), serta berbagai importir lainnya.
Langkah yang diambil oleh Trump juga membebaskan beberapa produk elektronik khusus dari tarif standar 10% yang dikenakan terhadap barang-barang berasal dari kebanyakan negara selain China. Ini termasuk pengurangan beban impor untuk komponen semikonduktornya dari Taiwan serta iPhone buatan Apple di India.
Ketika diminta menjelaskan alasannya untuk mengambil keputusan terhadap pengecualian tersebut, Trump belum memberikan klarifikasi. Akan tetapi, dia berjanji bahwa detail lebih lanjut tentang hal ini akan diungkap pada hari Senin minggu depan.
Pada saat yang sama, juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyampaikan bahwa Trump sudah menegaskan bahwa Amerika Serikat tak bisa mengandalkan China dalam produksi teknologi vital seperti semikonduktor, chipset, ponsel pintar, serta notebook atau netbook.
Tetapi ia menyebutkan bahwa menurut instruksi Trump, raksasa teknologi seperti Apple serta produsen chip Nvidia (NVDA.O) dan Taiwan Semiconductor tengah berupaya maksimal untuk mentransfer proses produksinya ke AS secepatnya.
Di samping itu, aturan eksklusi ini juga diimplementasikan untuk mengakui dampak potensial dari kenaikan harga yang akan dialami oleh para pembeli, suatu pemahaman yang dimiliki pemerintahan Trump tentang kemungkinan kerugiannya.
Walaupun besarannya belum diumumkan, para ahli memprediksi bahwa jika dikenai tarif pengenaan sebesar 54% pada barang-barang teknologi yang berasal dari Tiongkok, maka harga iPhone high-end bisa naik hingga mencapai US$ 2.300 dari harga semula yaitu US$ 1.599.
Pada tahun 2024, smartphone menjadi produk impor terbesar Amerika Serikat dari China dengan nilai mencapai USD 41,7 miliar, sementara notebook atau laptop asal China menempati urutan kedua dengan angka sekitar USD 33,1 miliar.
Berdasarkan laporan Reuters, Apple terbaru akan menyewa pesawat pengiriman barang untuk memindahkan 600 ton iPhone, yang setara dengan 1,5 juta unit, ke Amerika Serikat dari India usai menambah kapasitas produksinya di negara tersebut guna meredam dampak tarif yang dikenakan oleh Trump.
0 Comments