
Bisnisia.com , Jakarta - Dopamin Sering dikenal sebagai " hormon kegembiraan" karena dapat menciptakan rasa sukacita saat dibentuk di dalam otak. Dopamin dirilis oleh otak ketika Anda melaksanakan tindakan yang dinilai positif atau menyenangkan, dan hal itu juga memperkokoh hasrat untuk mereplikasi perilaku tersebut. Meski demikian, zat kimia ini tidaklah menjadi satu-satunya faktor yang merangsang perasaan semacam itu.
Berdasarkan berbagai tinjauan, termasuk tersebut dariصند Modern Medical Laboratory Journal , dopamin memainkan peran dalam sistem tersebut otak Yang terkenal sebagai jalur mesolimbik. Saat Anda melaksanakan suatu perilaku yang menghasilkan perasaan senang, misalnya menyantap hidangan kesukaan atau mendapatkan penghargaan, otak bereaksi dengan membentuk rasa puas tersebut. Di saat manusia sedang merancangkan sebuah usaha, hormon dopamin ini akan membangkitkan semangat atau dorongan untuk bertindak.
Secara mendasar, dopamin merupakan zat kimia saraf yang esensial bagi tubuh dalam melaksanakan sejumlah proses fisiologis. Menurut hasil penelitian, hormon Ini hanyalah sebagian kecil dari sistem yang rumit itu. Kebahagiaan tercipta melalui interaksi banyak zat kimia lainnya, seperti serotonin dan oksitosin.
Cara Kerja Dopamin
Dopamin bertindak sebagai pengirim zat kimiawi yang mengizinkan sel-sel saraf di berbagai bagian otak untuk berinteraksi satu sama lain. Dampak dari dopamin sangat dipengaruhi oleh wilayah otak mana yang terkena.
Dalam ulasan National Geographic Anne-Noël Samaha, seorang profesor dari bidang farmakologi dan fisiologi di University of Montreal, menyebut bahwa kenaikan dopamin dalam beberapa area otak dapat mendukung ketahanan seseorang untuk tetap berkonsentrasi. Di samping itu, ledakan hormon ini juga mungkin merangsang perilaku impulsif secara berlebihan.
Kurangnya dopamin dalam area-specific ternyata mempengaruhi fungsionalitas badan manusia, misalnya penurunan kemampuan berkonsentrasi serta disrupsi koordinasi pergerakan. Hal tersebut kerap kali dikaitkan dengan sejumlah kondisi medis, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), Parkinson, hingga kecanduan.
Faktor Pembahagiakan, Apakah Itu Positif Atau Negatif
Apabila tingkat dopamin di dalam tubuh melampaui batas normal dan tak terkendali, individu tersebut dapat menghadapi ketagihan dengan risiko besar meruntuhkan hidupnya. Hormon ini mendorong perilaku repetitif guna mengejar kesenangan, meskipun konsekuensinya bersifat negatif.
Ketergantungan ini terlihat jelas dalam aktivitas sehari-hari, seperti saat seseorang kecanduan media sosial dan game. Ketika seseorang menikmati aktivitas itu, hipotalamus memproduksi dopamin dalam jumlah besar, menimbulkan dorongan kuat untuk terus melakukannya.
Phenomena serupa pun dapat diamati pada saat berhubungan intim. Saat seseorang mengalami puncak kenikmatan, pelepasan dopamin akan membentuk rasa bahagia yang kuat. Apabila hasrat tersebut tak sebanding dengan hormon lain seperti oksitosin yang memfasilitasi ikatan sosial, individu mungkin jadi tersangkut dalam pola ketagihan yang sukar untuk dikelola.
0 Comments