
Di suatu gerai di propinsi Utara Vietnam, yakni Bac Giang, seorang penduduk bernama Bui Quang Thuy yang telah menginjak usia 50 tahun sedang mencari sepeda motor listrik buatan Tiongkok merek Yadea untuknya sendiri serta anak perempuannya.
Menjalankan sepeda motor listrik sedang menjadi sorotan besar," ujar Thuy untuk China Daily. "Desain Yadea sangat saya sukai. Saya yakin tentang mutunya serta fitur canggihnya yang memudahkan kontrol lewat aplikasi ponsel.
Berpusat di Wuxi di provinsi Jiangsu, timur Tiongkok, Yadea adalah perusahaan utama dalam produksi sepeda motor listrik. Hingga bulan Desember tahun lalu, mereka telah mencapai total penjualan sebesar 100 juta unit, menjadikannya salah satu pemimpin dunia berdasarkan volumenya.
Pemimpin produsen sepeda motor listrik global ini masuk ke Vietnam, salah satu negeri dengan laju pertumbuhan ekonomi pesat di kawasan Asia, pada tahun 2014. Empat tahun kemudian, yakni pada 2018, Yadea merintis fabrikknya yang pertama kali di provinsi Bac Giang guna menciptakan kendaraan bermotor elektrik sesuai permintaan konsumen setempat. Contohnya adalah jenis sepeda motor tahan air dan mampu bertahan dalam kondisi temperatur tinggi, selain itu juga mereka fokus membangun jaringan pasok lokal.
Memanfaatkan kesempatan hasil dari transformasi hijau di kawasan Asia Tenggara, Yadea mengembangkan presensinya di Vietnam melalui investasi senilai 100 juta dolar AS guna mendirikan pabrik produksi dan perakitan baru di Bac Giang.
"Vietnam mempunyai penduduk melebihi 100 juta jiwa dengan lebih dari 45 juta unit sepeda motor yang telah didaftarkan, sehingga negeri ini menjadi pangsa pasar besar untuk kendaraan bermotor listrik," ungkap Liu Jia, sang manager umum Yadea Vietnam Co.
Liu menyebutkan bahwa karena pemerintah Vietnam sedang gencar mendorong peralihan menuju kendaraan listrik, ini membuka kesempatan besar untuk pasarnya di sektor sepeda motor bertenaga listrik.
Scooter adalah alat transportasi primer untuk sebagian besar penduduk Vietnam. Meskipun demikian, mereka masih berperan sebagai salah satu sumber polusi utama di kota-kota besar seperti Hanoi, pusat administratif negara ini yang kerapkali mendapat peringkat tinggi pada daftar kota dengan pencemaran udara tertinggi versi lembaga pengawas lingkungan IQAir.
Untuk menjawab tantangan itu, sesuai dengan informasi dari Kantor Berita Vietnam, negara ini bertujuan agar 22% sepeda motor memakai energi listrik hingga tahun 2030.
Pemerintah berencana agar seluruh kendaraan beralih ke energi ramah lingkungan sebelum tahun 2050 demi memenuhi janjinya terhadap perubahan iklim dan menggapai target zero emissions.
Berukuran seluas 232.200 meter persegi, pabrik terbaru Yadea bakal diresmikan operasionalnya pada kuarter ketiga atau keempat tahun ini dan mampu memproduksi hingga 2 juta unit setiap tahunnya.
Menurut Liu, pabrik itu nantinya akan meliputi sentra riset dan pengembangan di mana para pakar lokal dapat bertemu.
Dengan kemampuan berbahasa Mandarin yang lancar, Le Thi Thanh Tam, seorang alumni Universitas Hanoi program studi Bahasa Mandarin, menyebut bahwa pengalamannya di Yadea bakal memperkaya keahlian profesi serta mendorong pertumbuhan kariernya secara pesat.
Setelah menghabiskan waktu tiga tahun bekerja di Yadea, Tam naik jabatan dari karyawan departemen kepabeanan menjadi Direktur Manajemen Operasional.
"Sahabat kerja dari Tiongkok biasanya menyampaikan metode unggulan mereka, sehingga saya akan mengeksplorasi hal tersebut dan menerapkannya sesuai dengan latar belakang setempat serta mendukung kelancaran interaksi antara teman sekerja dari Vietnam dan Tiongkok," ungkap Tam, yang ditempatkan di markas utama Yadea di Tiongkok guna pendidikan intensif.
Nguyen Nhu Minh menyusul gabung ke Yadea usai menyelesaikan studi di Universitas Industri Hanoi. Dalam waktu dua tahun, dia sudah naik jabatan hingga jadi pemimpin unit manajemen produksi.
Minh berkata dia merasa sangat senang saat melihat pengendara skuter Yadean di jalan raya, kemungkinannya adalah mereka bisa datang dari pabrik yang pernah ditanganinya.
"Menurutku sepeda motor listrik merupakan arah masa depan industri, sehingga akan ada berbagai kesempatan bagiku," ujar Minh.
Yadea menggaji kira-kira 400 pekerja di Vietnam, dimana 95% dari mereka adalah tenaga kerja setempat. Pabrik produksi terbaru ini diperkirakan dapat menambahkan 3.000 posisi pekerjaan lagi.
"Menurut Yadea, Vietnam bertindak sebagai pintu masuk dan juga area uji coba untuk ekspansi global, memberikan panduan berharga bagi perkembangan perusahaan di pasaran asing lain," ungkap Liu, si manager utama.
Liu menyebutkan bahwa perusahaan akan tetap mendorong inisiatif kreativitas dalam negeri, meningkatkan sektor industri, serta membina kemampuan sumber daya manusia.
Vietnam berencana merancang rute kereta api dari Lao Cai hingga Hanoi sampai Hai Phong, yang akan menyambungkan bagian utara Vietnam dengan Tiongkok. Menurut Liu, proyek ini nantinya dapat mendukung penurunan biaya produksi serta supply chain bagi perusahaan Yadea.
Ini akan membolehkan basis Vietnam merambah pasar negara-negara lain di Asia Tenggara sehingga mengeraskan dampak wilayah produk "Buat Sendiri oleh Vietnam", sambil meluruskan stabilitas rangkaian pasokannya dalam skala dunia.
Pada tahun 2023, Yadea memasuki pasaran Indonesia bekerja sama dengan salah satu kelompok otomotif terkemuka di negeri ini, Indomobil. Kerjasama mereka kemudian berakhir pada bulan Desember 2024. Kini, Yadea telah resmi merambah industri Indonesia tanpa adanya pendamping dari perusahaan setempat.
0 Comments